Laman

Rabu, 23 Desember 2009

BAHAYA PENGGUNAAN ZAT ADITIF DALAM MAKAN

Zat ditif makanan buatan merupakan bahan kimia yang penggunaannya sudah diatur oleh badan POM dalam peraturan menteri kesehatan.
Beberapa zat aditif dapat menimbulkan gangguan jika digunakan secara berlebihan.
Macam-macam zat aditif yang biasanya ditambahkan pada makanan, yaitu:
1. Pewarna tekstil, seperti rhodamine B (warna merah cerah) sering ditambahkan pada terasi, krupuk merah, dan sirup merah. Dan methanil yellow (warna kuning) sering digunakan pada mi dan buah-buahan supaya kelihatan matang.
Pewarna tekstil tersebut mengandung logam berat seperti Arsen (As), timbel (Pb) dan raksa
(Hg). Hal ini mengakibatkan tugas ginjal semakin berat, ginjal akan membengkak. Pewarna tekstil bersifat karsinogenik.
2. Boraks, borak digunakan pada industri pembuatan keramik dan pembuatan kaca. Boraks banyak disalahgunakan pada pembuatan mi, bakso, krupuk dan lontong. Penambahan boraks pada makanan agar lebih kenyal dan tahan lama. Krupuk yang diberi boraks akan mekar dengan baik saat digoreng. Boraks merupakan bahan kimia yang berbahaya karena akan terakumulasi dalam jaringan tubuh, yang berakibat keracunan. Gejala keracunan boraks adalah muntah-muntah, diare bahkan dapat menimbulkan kematian.
3. Formalin, merupakan larutan formaldehida dalam air dengan kadar 37%. Formalin biasanya digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dan mengawetkan mayat. Formalin sering digunakan mi basa, tahu, bakso agar dapat tahan selama 1 minggu. Formalin juga digunakan untuk melumuri ikan segar agar kelihatan tetap segar.
Formalin dapat mengiritasi saluran pencernaan, menyebabkan muntah darah, kejang, kesulitan bernapas serta kerusakan ginjal

CARA SEDERHANA MENGUJI ADANYA BORAKS PADA MAKANAN
Dengan menggunakan ekstrak kunyit (kunyit dihaluskan dengan ditambahkan sedikit air) ditambahkan pada bahan makanan yang kita uji. Bila warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan berarti positif mengandung boraks

Tidak ada komentar: